Akhir-akhir ini media massa banyak memberitakan hasil penelitian tim IPB yang berkesimpulan bahwa sekitar 23 persen susu formula mengandung bakterienterobacter sakazakii. Enterobacter Sakazakii adalah bakteri yang terdapat secara luas dan baru dikenal sebagai spesies unik pada tahun 1980. Dia bisa hadir di mana saja, baik di rumah, rumah sakit, tempat bermain maupun pabrik pembuat makanan bayi. E. Sakazakii dalam jumlah kecil di susu dan makanan bayi–baik karena bawaan dari pabrik maupun kontaminasi selama penyiapan–biasanya tidak membahayakan.
Risiko infeksi tertinggi bakteri tersebut ada pada ruang perawatan intensif bayi baru lahir (neonatal intensive care), karena tubuh bayi baru lahir memang masih sangat rentan oleh berbagai infeksi. E. Sakazakii berpotensi menyebabkan wabahenteritis (peradangan saluran pencernaan),sepsismeningitis (infeksi pada lapisan urat saraf tulang belakang dan otak) dan necrotizing enterocolitis (radang saluran perut) bila neonatal intesive care itu tidak tersterilisasi dengan baik.
Risiko tinggi lainnya terjadi pada susu formula yang dibiarkan terlalu lama di suhu ruangan yang hangat. E. Sakazakii berkembang biak pada suhu 37-44 derajat celcius. Berbeda dengan air susu ibu yang mengandung zat antibakteri, susu formulatidak bersifat bakteriostatis (menahan perkembangan dan reproduksi bakteri) sehingga mudah menjadi tempat perkembangbiakan bakteri.
Hasil penelitian tersebut harus membuat kita waspada. Selain lebih selektif memilih produk susu bagi anak kita, kehati-hatian juga diperlukan dalam penyiapan dan pemberiannya. Untuk mengurangi risiko kontaminasi susu formula, lakukanlah beberapa tips berikut:
- Gunakan air masak dari sumber yang baik. Bila menggunakan air minum dalam kemasan, sebaiknya direbus lagi supaya lebih aman. Hindari pemakaian air sumur yang belum teruji kandungan unsur kimiawi maupun jasad reniknya.
- Sterilkan botol susu sebelum dipakai. Rebus botol dan dotnya dalam air mendidih selama beberapa menit untuk mematikan bakteri dan kuman lainnya.
- Sebelum menyiapkan susu, cuci tangan Anda dengan sabun dan air hangat, lalu lap sampai kering dengan handuk/tisu bersih. Tangan Anda dapat menjadi sumber kontaminasi. (Ibu-ibu seringkali tanpa sadar setelah mengganti popok lalu menyiapkan susu formula tanpa mencuci tangan dengan baik!).
- Periksa kondisi kaleng susu. Bila tidak terjadi “letupan kecil” saat kaleng susu dibuka, mungkin ada kebocoran. Jangan berikan kepada bayi susu formula yang kemasannya telah rusak.
- Siapkan susu formula secukupnya. Susu yang sudah disiapkan harus segera diberikan kepada bayi. Jangan membiarkan susu formula dalam suhu ruangan terlalu lama. Susu formula yang berada di ruang terbuka lebih dari dua jam harus dibuang. Bila disimpan dalam kulkas, selalu cek kembali kondisinya sebelum diberikan kepada bayi dan harus dibuang setelah melewati 24 jam. Beberapa jenis bakteri dapat hidup dan berkembang biak dalam suhu rendah.
- Jangan menyimpan sisa susu yang sudah diberikan kepada bayi. Buang sisa susu yang tidak habis diminum bayi. Susu tersebut mungkin telah terkena bakteri dari liur dan mulut bayi.
- Bila dalam perjalanan, jangan menyimpan botol steril Anda di tempat yang sama dengan popok atau baju kotor. Simpan botol di tempat tersendiri yang terisolasi dengan aman.
sumber : majalahkesehatan.com